WARNA DASAR KUNING GADINGBerarti,
bahwa PORSIGAL dengan semangat yang tinggi, selalu menumbuhkan perasaan
cinta damai, mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman dunia, berusaha
membebaskan fakir-miskin dan kaum lemah sesama hidup dari berbagai
penderitaan, sebagai pengejawantahan dari sesanti: “MAWAYU RAHAYU
HARJANINGRAT, NGRUWAT POPO CINTROKO NING SAMI”.
Dalam misinya yang
demikian, PORSIGAL berpendirian bahwa “Mencintai” Pencak Silat mendarah
mendaging (HAMBALUNG SUMSUM) bukan saja Pencak Silat sebagai kekayaan
Budaya Bangsa yang harus dilestarikan, tetapi lebih dari itu Pencak
Silat sebagai sarana mencapai nilai kemanusiaan yang lebih tinggi,
berbudi luhur, lemah lembut pekertinya dan penuh cinta kasih kepada
sesama.
WARNA MERAH DARAH / MERAH HATIBerarti,
bahwa PORSIGAL disamping menumbuhkan dan membina terus semangat dan
kegagahan serta kekuatan jasmani (raga) harus pula mengutamakan OLAH
BATHIN dan OLAH NOLO (HATI); karena justru hatilah hakikat kepribadian
manusia sejati.
WARNA HITAM
Berarti, bahwa PORSIGAL harus memiliki kekuatan dan kebulatan tekad untuk melaksanakan prinsip:
“ TITI, TOTO, TATAG, TUTUG, TANGGON”
dalam
menekuni Pencak Silat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan
kemanusiaan dalam menghadapi tantangan kehidupan serba neka ragam
coraknya.
SAYAP GARUDA BERWARNA KUNING, MENGAPIT BOLA DUNIA
Merupakan penggambaran asas:
“GARUDHO HANGRANGSANG BAWONO”
Rajawali
yang siap menguasai jagad raya, adalah penggambaran sifat dan sikap
gelora jiwa muda yang penuh kegagahan dan keberanian, penuh vitalitas,
selalu siap menghadapi tantangan kehidupan tanpa rasa takut, rasa
khawatir dan kecil hati, semata-mata karena percaya diri Sebagai hamba
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa untuk Murbo Waseso Dunia (Khalifah Allah
di muka Bumi).
CAKRA BERMATA DELAPAN YANG MERUPAKAN ARAH DELAPAN MATA ANGIN
Merupakan
penggambaran asas “ ASTHO MULAT” (delapan sudut pandang / delapan
dimensi) yang berarti, bahwa setiap warga besar PORSIGAL pada peringkat
atau tahap/ tingkat tertentu dalam pengendapan kejiwaan, diharapkan
telah memiliki pandangan/ wawasan luas baik tentang kehidupan persilatan
maupun tuntutan kehidupan di masyarakat dan dunia ramai.
Setiap mata
cakra bercabang 3 (tiga) artinya, di dalam memahami dan memasuki
pergaulan dunia yang luas, ilmu silat yang dimiliki harus dijabarkan
dengan prinsip TETELUNING ATUNGGAL (TRILOGI) yakni keseimbangan Olah
Jasad / Jasmani, Olah Nalar (Inthidhar, akal fakir) dan Olah Nolo (Hati,
kalbu) atau keseimbangan antara “ CIPTO, ROSO, KARSO atau KARYO”
sehingga indah seperti kuncup bunga yang hendak mekar, menawan hati.
NYALA API LIMA BERWARNA PUTIH, MEMBENTUK RANGKAIAN HURUF ARAB BERBUNYI “ALLAH” DENGAN MASING-MASING HURUF BERUJUNG TIGA
Merupakan gambaran asas:
“ CIPTO JATI HAROSO TUNGGAL”
(Hakikat
menyatunya diri dengan Sang Pencipta, menyatunya makhluk dengan
Khaliqnya) yang artinya pada peringkat tertentu setiap warga PORSIGAL
akan mencapai pengendapan kejiwaan yang khusu’, tenggelam dalam
berdzikir dan selalu muqorobah dengan diiringi semangat tafakur
(berfikir tentang Kebesaran Allah SWT) dengan sepenuh kesucian niat dan
hati, merupakan perwujudan / praktek penghayatan dan pengamalan secara
hakiki jiwa Pancasila dengan hiasan pribadi yang penuh IMAN, ISLAM dan
IHSAN.
SENJATA TRISULA
Berarti, bahwa PORSIGAL
dengan berbekal ilmu silat dalam berbagai dimensinya, selalu siap siaga
membela negara, bangsa dan agama Sebagai Satria Pinuji, dengan landasan
kebenaran, keadilan dan kesucian.
Pada sisi lain, TRISULA tersebut menggambarkan semangat melakukan pembelaan umum dengan sesanti:
“SURO
DIRO JOYONINGRAT miwah JOYO-JOYO KAWIJAYAN ing tembe LEBUR DENING
KASUDIBYAN; SUDIBYANING LELABUHAN, LABET LABUH, LELADI PROJO HAMBENGKAS
RUBEDANING SAMI, HANGRUKEBI AGOMO AGEMING AJI”.
LIMA WARNA DOMINAN DALAM LAMBANG (MERAH, KUNING, HIJAU, PUTIH, HITAM)
Merupakan
penggambaran 5 (lima) asas Kepribadian PORSIGAL dalam segala suasana
dan cuaca, dalam segala tempat dan keadaan, yakni setiap warga besar
PORSIGAL harus selalu berusaha untuk menjadi manusia taqwa yang
berkualitas dengan mendasari pribadi pada sikap dan sifat pinuji:
• Ngobah Mosikake Saliro;
• Ngolah Kridhaning Nalar;
• Hamanjing Ajur-ajer;
• Tepo Seliro;
• Mandireng Pribadi.
Yaitu
aktif dan kreatif, SUPEL dalam BERGAUL tetapi TEGAS dalam PRINSIP,
memiliki toleransi dan sikap tenggang rasa yang tinggi dan selalu
percaya diri pribadi semata-mata sebagai hamba Allah SWT yang harus
mandiri.